Nasihat Juara Wimbledon Termuda untuk Lamine Yamal: Apa Isi Pesannya?
2025-09-26 06:41:02 By Ziga

Boris Becker, legenda tenis dan peraih gelar termuda sepanjang sejarah Wimbledon, mengungkapkan bahwa ia melihat cerminan dirinya dalam sosok Lamine Yamal. Pemain muda Barcelona yang baru berusia 18 tahun itu telah mencetak sejumlah prestasi luar biasa, baik bersama klub maupun tim nasional Spanyol.
Sejak melakukan debut profesional di usia 16 tahun, Yamal telah mengukir berbagai rekor, termasuk meraih penghargaan Kopa Trophy dan Golden Boy. Bersama Barcelona, ia sukses membawa pulang dua trofi La Liga, Copa del Rey, serta Supercopa de Espana.
Salah satu pencapaian terbesarnya adalah saat ia ikut mengantar Spanyol meraih gelar juara Euro 2024. Dalam satu musim penuh, kontribusinya sangat signifikan, dengan torehan 18 gol dan 21 assist.
Namun, Becker mengingatkan bahwa kesuksesan yang datang terlalu dini bisa menjadi pedang bermata dua. "Yamal luar biasa, dia telah memenangkan segalanya dan saat ini merupakan pemain muda terbaik di dunia," ujar Becker dalam wawancara dengan TalkSport.
"Tapi saya jadi teringat diri saya sendiri saat berusia 17 tahun. Itu seperti sinyal peringatan yang berbunyi," tambahnya, merujuk pada masa kejayaannya di Wimbledon 1985.
Becker menekankan pentingnya memiliki fondasi yang kuat dalam menghadapi ketenaran. Ia mengisahkan masa-masa sulit setelah kesuksesannya, ketika tekanan dan popularitas membawa dampak negatif terhadap kehidupan pribadinya.
"Bijaklah dalam memilih teman, percayakan diri pada keluarga, dan bangun sistem pendukung untuk menghindari kesalahan fatal," ujar Becker memberi nasihat. "Kita akan lihat dalam 10 atau 15 tahun ke depan apakah kita masih membicarakan Yamal."
Pesan tersebut menegaskan bahwa kedewasaan emosional sama pentingnya dengan kemampuan teknis di lapangan. Becker berharap Yamal tidak mengulangi kesalahan yang pernah ia alami.
Meski demikian, situasi yang dihadapi Yamal kini berbeda. Ia tumbuh dalam lingkungan Barcelona dan timnas Spanyol yang jauh lebih siap membina pemain muda. Kehadirannya di antara talenta muda lain seperti Pedri dan Gavi, serta dukungan pelatih yang memahami tantangan usia belia, memberi landasan kuat untuk menjaga keseimbangan karier dan kehidupan pribadinya.
Tantangan terbesar Yamal ke depan bukan hanya soal meraih trofi, tetapi bagaimana ia menjaga konsistensi dan kestabilan diri di tengah sorotan dunia. Jika berhasil melaluinya, Yamal bisa menjadi contoh ideal bagaimana seorang bintang muda bisa mengelola ketenaran tanpa kehilangan fokus pada kejayaan sejati.
Sedang Tayang












🔥 Populer























