Mantan Dokter Timnas Beberkan Kondisi Ødegaard yang Mengkhawatirkan: Pemulihan Bisa Makan Waktu Dua Bulan!
2025-10-10 05:09:56 By Ziga

Kabar suram menyelimuti langit London Utara. Di tengah duel sengit melawan West Ham, sang jenderal lapangan, Martin Ødegaard, terkapar setelah benturan keras dengan Crysencio Summerville. Suara gemuruh Emirates seketika mereda — kapten Arsenal itu menahan lututnya, kesakitan yang tak mampu disembunyikan.
Tim medis bergegas, membalut harapan yang mulai retak. Meski Ødegaard sempat mencoba berdiri, keberanian itu hanya sementara; langkahnya tertatih sebelum akhirnya menyerah pada rasa nyeri, digantikan bahkan sebelum babak pertama usai.
Musim baru 2025/2026 yang seharusnya menjadi panggung kebangkitannya kini berubah menjadi ujian kesabaran. Setelah pulih dari cedera ringan sebelumnya, nasib kembali mengujinya di saat ritme terbaiknya mulai terbentuk.
Belum ada kata resmi dari Arsenal mengenai seberapa lama sang maestro akan absen. Namun kabar dari tanah kelahirannya, Norwegia, menyiratkan kecemasan — laporan medis menyebut cedera itu bukan perkara sepele. Dua bulan tanpa sang kapten mungkin menjadi kenyataan pahit yang harus diterima.
Lars Engebretsen, mantan dokter timnas Norwegia, menjadi suara pertama yang memberi tafsir medis. Menurutnya, cedera Ødegaard tampak menyerupai luka pada ligamen lateral lutut — cedera yang biasanya memerlukan enam hingga delapan pekan pemulihan. Tapi ia tak menutup kemungkinan bahwa luka itu menembus lebih dalam, ke bagian ligamen yang lebih rumit. Bila demikian, waktu menjadi musuh yang jauh lebih panjang.
Segalanya kini bergantung pada hasil pemindaian MRI. Jika benar ligamen krusiatum ikut tersentuh takdir, maka absennya Ødegaard bisa berlarut, menahan napas seluruh pendukung Arsenal dan Norwegia.
Bagi Ståle Solbakken, pelatih timnas Norwegia, kabar ini bagaikan kilat di tengah persiapan menghadapi Israel pada kualifikasi Piala Dunia 2026. Ia harus menata ulang pasukan tanpa sosok pemimpin yang selama ini menjadi denyut nadi permainan.
Solbakken tak menutupi rasa kecewanya, namun juga tak tenggelam di dalamnya. “Kami akan beradaptasi,” ujarnya dengan tegas. “Kami pernah kehilangan Martin sebelumnya, dan kami belajar darinya. Kini kami harus berpikir jernih, bukan berduka.”
Ødegaard sendiri disebut sangat terpukul — bukan hanya karena rasa sakit di lututnya, tetapi juga karena tak dapat berdiri bersama negaranya di momen penting ini.
Namun sebagaimana para ksatria yang jatuh di medan laga, semangatnya belum padam. Ia hanya berhenti sejenak, menata luka, menunggu hari ketika namanya kembali bergema di stadion.
🔥 Populer



























