Jamie Vardy: Antara Mitos, Takhayul, dan Antitesis Cristiano Ronaldo

2025-04-25 10:57:57 By Ziga

Jamie Vardy punya peran yang unik di sepak bola. Dia bukan siapa-siapa, bahkan hanya bermain di Divisi 5, empat tahun sebelum membawa Leicester City juara Premier League musim 2015/2016.

Jamie Vardy baru saja membuat pengumuman besar. Dia tidak akan melanjutkan karier bersama The Foxes. Ini adalah akhir dari perjalanan bersama yang panjang, dengan durasi 13 musim.

Hanya saja, tidak ada happy ending bagi Vardy dan Leicester. Sebab, Leicester sudah pasti degradasi dari Premier League. Vardy pergi ketika klub dalam kondisi terpuruk dan harus berjuang di kasta kedua musim depan.

Namun, bukan berarti Vardy adalah 'kacang lupa kulitnya'. Pemain 38 tahun itu sudah memberikan segalanya pada klub. Dia sudah menolak tawaran besar dari klub Arab Saudi beberapa waktu lalu.

 

Mitos Tentang Jamie Vardy


Jamie Vardy tidak masuk dalam radar para pemandu bakat manapun di Inggris. Sebab, dia tak pernah jadi bagian dari tim nasional Inggris level usia. Dia juga tak punya karier menonjol pada level usia.

Vardy memulai debutnya di Premier League pada musim 2014/2015, pada usia 27 tahun!

Vardy bergabung dengan Leicester pada musim 2012/2013, ketika bermain di Divisi Championship (kasta kedua). Pada musim sebelumnya, Vardy bermain di Fleetwood Town. Vardy bermain untuk klub Divisi 5 di Inggris!

Cerita Vardy sangat langka. Tidak banyak pemain yang bisa mencapai level itu. Dia masih bermain di Divisi 5 pada 2012, lalu jadi juara pada 2016. Cerita Vardy, di masa depan, mungkin akan dikenang sebagai mitos.

 

Takhayul yang Dipercayai Jamie Vardy


Ada banyak cerita unik di balik karier sepak bola pemain, termasuk Jamie Vardy. Mantan bomber Timnas Inggris itu punya satu ritual khusus sebelum bertanding dan itu terus dilakukan sejak awal membela Leicester.

Sebelum bertanding, Vardy akan selalu minum tiga kaleng minuman berenergi dan secangkir espresso ganda. Ritual itu diungkapkan Vardy pada 2016 dan diyakini dilakukan untuk waktu yang lama.

"Saya biasanya tidak percaya takhayul, tetapi sejak saya mencetak gol melawan Sunderland pada hari pembukaan (liga musim 2015/2016), saya tidak ingin mengubah apa pun," kata Vardy dalam otobiografinya.

"Jadi tiga Red Bull, espresso ganda, dan telur dadar keju dan ham membuat saya berlarian seperti orang gila di hari pertandingan," kata Vardy pada kesempatan lainnya.

 

Antitesis Cristiano Ronaldo

 

Jamie Vardy punya caranya sendiri untuk bisa mencapai level terbaiknya. Dia punya kepercayaan bahwa minuman berenergi bisa membuatnya lebih kuat. Vardy jadi bisa dibilang sebagai antitesis dari Cristiano Ronaldo.

Di Euro 2020, Ronaldo membuat publik heboh. Pada sesi jumpa pers, Ronaldo menggeser botol minuman bersoda yang ada di meja. Ronaldo juga memberi pesan bahwa minum air mineral lebih baik.

Ronaldo dikenal punya pola diet yang sangat ketat untuk menjaga kebugaran dan performanya. Ronaldo punya koki pribadi, yang mengatur setiap asupan yang masuk ke tubuhnya.