Dear Mane, Apa Benar Tidak Rukun dengan Salah?

2025-11-21 16:09:03 By Ziga

Sadio Mane sering dikaitkan dengan rumor ketidakharmonisan bersama Mohamed Salah ketika keduanya masih berseragam Liverpool. Mane pun mencoba menjelaskan duduk persoalan mengenai isu tersebut.

Mane, Salah, dan Roberto Firmino adalah trio yang menjadi fondasi kesuksesan era Juergen Klopp di Liverpool. Kombinasi “Firmansah” itu membawa The Reds menguasai Inggris dan Eropa.

Selama lima musim tampil bersama, ketiganya mencetak total 338 gol dan mempersembahkan enam trofi dalam kurun waktu tersebut.

Namun, di balik kejayaan itu, trio ini juga tak luput dari gosip miring, terutama kabar bahwa Mane dan Salah tidak memiliki hubungan yang baik.

Menanggapi isu tersebut, Mane menegaskan bahwa dinamika semacam itu wajar terjadi di dalam sebuah tim. Ia memastikan bahwa dirinya tidak pernah menyimpan dendam dan tetap memiliki hubungan baik dengan Salah.

Rumor itu berawal pada musim 2019/2020, ketika Mane terlihat kesal karena Salah dianggap terlalu egois saat menghadapi Burnley. Salah sempat mendapat kritik karena dianggap tidak mau berbagi kans gol dengan rekannya.

Kemudian di level internasional, Mane bersama Timnas Senegal dua kali menggagalkan ambisi Salah untuk meraih gelar Piala Afrika serta tiket ke Piala Dunia 2022.

“Mohamed Salah pemain luar biasa. Pemain hebat. Kamu tahu, biasanya orang-orang akan menganggapnya sebagai persaingan,” kata Mane dalam wawancaranya dengan Rio Ferdinand.

“Tapi menurut saya itu bukan sesuatu yang buruk. Saya pikir Mo orang yang sangat baik. Pribadi yang baik,” lanjutnya.

“Di lapangan, kadang dia memberi saya umpan, kadang tidak. Kadang saya diberikan bola, kadang tidak. Kamu tahu, hanya Bobby yang selalu berbagi bola. Kadang memang begitu.”

Salah satu momen yang paling mencuri perhatian terkait isu Mane–Salah terjadi ketika Liverpool melawan Burnley pada 2019. Mane marah karena tidak dioper oleh Salah padahal ia berada di posisi ideal untuk mencetak gol.

Mane terlihat meledak emosi di bangku cadangan setelah ditarik keluar, dan Firmino sampai harus menenangkannya.

“Itulah mengapa saya sangat, sangat kesal setelah pertandingan itu. Keesokan harinya, Mo datang menemui saya.”

“Dia ingin berbicara, tapi tidak tahu kapan waktu yang pas atau bagaimana memulainya.”

“Dia pikir saya masih marah karena setelah laga itu kami tidak sempat bertemu dan langsung pulang. Keesokan harinya dia datang.”

“Dia bertanya apakah kami bisa berbicara, dan saya bilang tidak masalah—semuanya sudah lewat.”

EMASPUTIHTOTO