Aji Santoso: Jadikan Kekalahan Sebagai Guru, dan Irak Sebagai Awal Kebangkitan Garuda
2025-10-11 22:56:23 By Ziga

Timnas Indonesia masih menyimpan secercah harapan di Grup B putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Kemenangan atas Irak kini menjadi harga mati — satu-satunya jalan untuk menjaga mimpi Garuda terbang hingga ke pentas sepak bola terbesar dunia.
Pertarungan melawan Singa Mesopotamia akan tersaji di King Abdullah Sport City, Jeddah, pada Minggu (12/10/2025) dini hari WIB.
Laga ini bukan sekadar pertandingan, melainkan ujian jiwa dan kebangkitan bagi skuad Patrick Kluivert, yang baru saja menelan kekalahan pahit dari Arab Saudi.
Dalam duel sebelumnya, Tim Garuda sempat memberi harapan lewat eksekusi penalti Kevin Diks di menit ke-11.
Namun, keunggulan itu menguap begitu cepat — tuan rumah berbalik menguasai keadaan hingga skor akhir menutup luka: 3-2 untuk Arab Saudi.
Meski begitu, asa belum padam.
Jika mampu menundukkan Irak, peluang Indonesia tetap hidup, sementara nasib akhir juga akan bergantung pada duel Irak kontra Arab Saudi yang digelar 15 Oktober mendatang.
Kekalahan dari Arab Saudi menjadi tamparan berharga, tanda bahwa evaluasi menyeluruh harus segera dilakukan.
Tim pelatih perlu membenahi kelemahan dan menata kembali keseimbangan permainan agar kesalahan yang sama tak kembali menghantui di laga berikutnya.
Di tengah sorotan publik, Aji Santoso — mantan punggawa Timnas Indonesia — turut menyuarakan pandangannya.
Ia menilai, meski ada momen gemilang di awal, performa tim belum sepenuhnya padu.
“Sayang sekali, kita sempat unggul 1-0, lalu disamakan, tertinggal, hingga akhirnya kalah 2-3. Ini menyakitkan karena peluang sebenarnya ada,” tutur Aji dalam kanal YouTube Metro TV.
Aji menyoroti masih adanya kecerobohan dalam bertahan, terutama saat menghadapi tekanan cepat lawan.
“Beberapa pemain terlalu gegabah. Penalti yang diberikan kepada Arab Saudi lahir dari kesalahan sendiri. Jika Yakob Sayuri tidak menarik jersey lawan, mungkin gol itu takkan terjadi,” ujarnya tegas.
Selain itu, Aji juga menyinggung keputusan Patrick Kluivert menurunkan Marc Klok sebagai starter — keputusan yang sedikit mengejutkannya.
“Dalam laga uji coba sebelumnya, Klok lebih sering jadi pemain pengganti. Tapi mungkin pelatih punya pertimbangan taktis tertentu,” katanya dengan nada diplomatis.
Meski memberi kritik, Aji tak lupa menyalakan optimisme.
Menurutnya, permainan menyerang yang menghasilkan penalti menjadi tanda bahwa Garuda masih punya api ofensif yang membara.
“Itu hal positif. Artinya kita tak bertahan total. Kita menyerang, menciptakan peluang, dan itu pertanda baik. Tinggal bagaimana memperbaikinya agar lebih tajam lagi di laga berikutnya,” sambungnya.
Sebagai penutup, Aji mengingatkan arti sejati dari fokus dan keteguhan dalam sepak bola.
“Kita sudah unggul, tapi kehilangan kendali di menit akhir. Sepak bola itu permainan 90 menit — tidak boleh lengah sebelum peluit akhir berbunyi. Fokus, semangat, dan keberanian harus dijaga sampai titik terakhir,” pungkasnya penuh makna.
🔥 Populer



























